Peningkatan Kemampuan
menulis narasi berdasarkan teks wawancara dengan metode reseptif produktif Siswa Kelas X di SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub Kabupaten Tegal
Semester Genap Tahun Palajaran 2014/2015
Oleh
Rifqi Sulthoni, S.Pd.I
NIM 021508285
Kata Kunci :
peningkatan kemampuan,narasi, teks wawancara, metode reseptif produktif
ABSTRAK
Berdasarkan
analisis tes formatif siswa pada materi menulis narasi berdasarkan teks
wawancara siswa kelas X semester
Genap tahun pelajaran 2014/2015 terlihat
bahwa banyak siswa yang kesulitan dan kurang semangat dalam memahami materi pelajaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis terdorong untuk melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan
mengetahui sejauh mana penggunaan metode reseptif produktif dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Subjek penelitian adalah siswa
kelas X TKR SMK NU Hasyim Asy’ari
Tarub Kabupaten Tegal yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 7 siswa perempua dan 23 siswa laki-laki. Tes
formatif yang berbentuk wawancara diberikan di setiap akhir siklus dengan
memberikan tugas mengubah teks wawancara menjadi narasi untuk mengukur sejauh
mana keberhasilan siswa dalam perbaikan pembelajaran. Penelitian ini menunjukan
adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
Analisis data membandingkan pra siklus (kondisi awal), siklus I, dan siklus II. Berdasarkan hasil evaluasi Pra Siklus diperoleh data 16 siswa (53,33%) tidak tuntas, dan 14 siswa (46,67%) tuntas.
Karena siswa yang tidak tuntas mencapai 16 siswa (53,33%)
maka harus dilakukan perbaikan pembelajaran di siklus 1. Pada siklus 1 tenyata
terjadi peningkatan yang signifikan yakni jumlah siswa yang tidak tuntas hanya
6 siswa(20%) sedangkan 24 siswa (80,00%) tuntas. Maka agar mencapai ketuntasan
nilai yang baik dilakukanlah perbaikan
pembelajaran dengan mengadakan siklus 2 dengan perolehan nilai siswa yang
tuntas 28 siswa (93,33%) dan siswa yang tidak tuntas 2 siswa (6,67%).
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa merupakan media
komunikasi yang memegang peranan sangat penting bagi umat
manusia karena dengan bahasa dapat
mengungkapkan segala isi, pikiran,
perasaan, gagasan, ide dan pesan baik dalam
bentuk tertulis maupun lisan. Dalam dunia pendidikan bahasa
merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dan memegang peranan yang vital karena bahasa digunakan sebagai
alat pengantar dari tingkat pendidikan dasar, tingkat menengah, tingkat atas
dan tingkat perguruan tinggi.
Dalam proses pembelajaran
bahasa terdapat empat aspek ketrampilan berbahasa harus dimiliki yakni,
menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Tarigan 1997:35) yang memiliki
keterkaitan hubungan satu dengan yang lainnya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata
pelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMK terdapat standar kompetensi dalam aspek menulis, yaitu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara
tingkat Semenjana.
Keterampilan menulis yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah kompetensi
siswa mampu memahami informasi
tertulis dalam berbagai bentuk teks. Berdasarkan kompetensi yang ada, terdapat
indikator yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa. Kompetensi dasar tersebut
akan tercapai dengan baik apabila
siswa memenuhi indikator –indikator yang harus dicapai yaitu mengidentifikasi jenis teks (narasi,
deskripsi dan eksposisi). Adapun cara mengidentifikasi dengan menggunakan
teknik membaca cepat untuk
memahami isinya agar setiap siswa memiliki
ketrampilan bahasa tulis khususnya mengidentifikasi karangan narasi pada siswa
kelas X TKR SMK NU Haysim Asy’ari Tarub Kabupaten Tegal maka perlu pembiasaan
dalam mengembangkan kompetensi keterampilan menulis yang menuntut guru untuk
mengunakan media, teknik dan metode
pembelajaran yang efektif dan inovatif
Penelitian yang dilakukan
oleh peneliti merupakan salah satu usaha
untuk mengenmbangkan kemampuan siswa dalam aspek kerampilan menulis narasi
dengan mengubah
teks wawancara menjadi narasi dengan metode reseptif
produktif
B.
Identikasi Masalah
Berdasarkan hasil
ulangan formatif bahasa Indonesia tentang materi narasi berdasarkan teks wawancara hanya 14 orang siswa dari 30 orang siswa
kelas X TKR SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub yang mencapai KKM.
Dari hasil observasi dan
diskusi dengan teman sejawat yakni Ali Imron,S.Pd. dan Drs. H. Bambang
Arisyanto ada beberapa masalah yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran
berlangsung. Adapun permasalahan
tersebut yaitu penggunaan metode mengajar kurang variasi, sebagian siswa kurang
memahami struktur dan komponen karangan narasi, perolehan nilai rendah, siswa
di kelas tersebut pasif.
C.
Analisa Masalah
Dari identifikasi masalah pada pembelajaran
Bahasa Indonesia tentang menulis
karangan narasi berdasarkan teks wawancara maka penulis menganalisa serta
merumuskan masalah yang terjadi antara lain penggunaan metode ceramah dan tanya jawab
menyebabkan siswa cenderung bosan dan jenuh, siswa kurang memahami cara mengubah teks
wawancara menjadi teks narasi, Guru tidak melibatkan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
D.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain
1.
Apakah metode reseptif produktif dalam pembelajaran
menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan
narasi siswa kelas X TKR semester genap
SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2014/2015?
2.
Bagaimana
penggunaan metode reseptif produktif dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan
narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas X TKR semester genap SMK NU
Hasyim Asy’ari Tarub Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2014/2015?
E.
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Mendeskripsikan pembelajaran menulis karangan narasi dengan media teks
wawancara metode reseptif produktif
dan mengetahui kendala yang dihadapi serta menerapkan solusi yang
dilakukan guru dalam mengatasi kendala dalam menerapkan model pembelajaran
media teks wawancara metode reseptif produktif
F.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat teoritis penelitian ini
adalah dapat
dijadikan sebagai acuan pendapat untuk memperkuat teori yang sudah ada. Misalnya
teori tentang menulis
narasi berdasarkan teks wawancara dalam pembelajaran menulis. Secara
praktis hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk siswa, guru,
dan lembaga pendidikan yang terkait.
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Hakikat
Menulis
Menulis
bukan hanya sekadar
kegiatan yang tak
bertujuan. Sebagaimana diungkapkan oleh
Tarigan dalam Suriamiharja,
dkk (1996:1) bahwa
menulis ialah sebuah
kegiatan yang dilakukan
dengan melukiskan lambang
grafis yang menggambarkan makna suatu bahasa yang
dipahami oleh orang lain, sehingga
orang lain akan memahami
suatu bahasa lewat
lambing grafis yang
digambarkan tersebut.
Menulis mengandalkan kemampuan
berbahasa yang aktif
dan produktif. Hal ini
disebabkan karena saat
seseorang menulis dituntut
aktif untuk menghasilkan
sebuah tulisan apapun
itu bentuknya. Setiap
keterampilan berbahasa memiliki
hubungan yang sangat
erat dengan keterampilan
berbahasa lainnya.
B.
Tujuan
Menulis
keterampilan menulis menjadi salah
satu cara berkomunikasi
secara tertulis, di samping adanya
komunikasi lisan. Pada umumnya tidak semua orang dapat
mengungkapkan perasaan dan maksud secara
lisan.
C.
Manfaat Menulis
beberapa manfaat yang diperoleh dari menulis,
yaitu menumbuhkan rasa ingin tahu dan
melatih kepekaan dalam melihat realitas
di sekitar, mendorong penulis untuk mencari referensi seperti buku,
majalah, koran, jurnal, dan sejenisnya,
terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen kita secara runtut, sistematis, dan logis, secara
psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan
dan stress, tulisan
yang dimuat oleh media massa atau
diterbitkan oleh penerbit,
maka akan mendapatkan kepuasan batin, dan tulisan yang dibaca oleh banyak
orang (mungkin puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan) membuat penulis semakin
popular dan dikenal oleh para pembaca.
D.
Hakikat
Narasi
karangan narasi adalah karangan yang memaparkan peristiwa, yang mengandung
unsur perilaku, tindakan,
ruang, dan waktu. Karangan narasi
juga menceritakan atau menyajikan hal atau kejadian melalui penonjolan
pelaku dan sangat mementingkan urutan
waktu. Selain waktu,
tindakan dan ruang
juga harus ada
dalam sebuah narasi
karena merpakan unsur
pokok.
E.
Ciri-ciri
Karangan Narasi
Ciri-ciri
karangan narasi adalah
sebagai berikut (1)
diceritakan dari sudut
pandang tertentu, (2) membuat dan mendukung suatu sudut pandang, (3)
diisi dengan detail yang
tepat, (4) menggunakan kata
kerja yang jelas,
(5) menggunakan konflik dan urutan cerita, dan (6) dapat menggunakan
dialog.
F.
Profil
Profil memperlihatkan ciri-ciri utama dari seorang
tokoh yang dideskripsikan
berdasarkan suatu kerangka yang telah digariskan sebelumnya.
G.
Struktur
Narasi
struktur utama pembentuk narasi yaitu terdiri atas perbuatan, penokohan, latar,
sudut pandang, dan alur cerita.
H.
Langkah-langkah
Menulis Karangan Narasi
Suparno
dan Yunus (2006:450)
mengungkapkan langkah-langkah menulis
karangan narasi yaitu menentukan
tema dan amanat yang akan disampaikan, menetapkan sasaran
pembaca, merancang
peristiwa-peristiwa yang akan
ditampilkan, membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan,
dan akhir cerita, merinci peristiwa-peristiwa utama ke
dalam detail-detail peristiwa
sebagai pendukung peristiwa,
dan menyusun tokoh dan
perwatakan, latar, dan
sudut pandang.
Langkah-langkat tersebut tentunya akan berbeda
jika kita menyusun karangan narasi yang
bersumber pada teks
wawancara. Langkah-langkah mengubah
teks wawancara menjadi
narasi yaitu membaca
teks wawancara secara
teliti, memahami pokok-pokok
informasi yang terdapat pada teks wawancara, menyusun kerangka
karangan berdasarkan pokok
informasi yang telah
didapatkan, mengembangkan
kerangka karangan, dan menyunting tulisan
jika ada kesalahan
bahasa maupun tulisan.
I.
Teks
Wawancara Sebagai Media
1.
Pengertian
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan atara pewawancara dengan narasumber berdasarkan tujuan tertentu untu memperoleh
informasi
Hasil
wawancara dapat diungkapkan denga dua teknik yakni teknik langsung dan teknik
repro. Teknik langsung yaitu
teknik yang mencatat
hasil wawancara secara
langsung berbentuk tulisan. Mengingat kecepatan
tangan kita terbatas
maka teknik steno
diterapkan saat menggunakan teknik langsung. Sedangkan teknik repro
yaitu teknik mencatat
hasil wawancara tetapi
menggunakan alat elektronik, misalnya type
recorder. Dalam teknik
ini kegiatan wawancara
akan terekam dalam sebuah alat
elektronik. Supaya bisa didapatkan informasi yang jelas maka
rekaman tersebut harus
ditranskipkan sehingga menjadi
sebuah teks wawancara.
2.
Pengertian Media
Dalam
kegiatan Bbelajar mengajar Guru memerlukan
alat bantu atau media sebagai penyampaian
informasi ilmu pengetahuan kepada siswa agar siswa mampu memahami pesan pengetahuan dengan baik dengan
melalui media. Media sebagai „alat bantu‟,
dapat berupa apapun
dengan syarat dapat mempermudah
penyampaian informasi.
3.
Teks Wawancara sebagai Media
Teks
wawancara adalah sebuah tulisan yang berisi tentang pewawancara yang sedang
melakukan pencarian informasi kepada narasumber sebagai media pembeajaran untuk
siswa agar lebih mudah untuk membuat karangan narasi. Untuk menceritakan
atau menyampaikan kembali hasil wawancara kepada orang lain, teks wawancara
perlu diubah dalam bentuk narasi. Narasi merupakan bentuk karangan pengisahan
suatu cerita atau kejadian.
J.
Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan PTK ini
adalah penggunaan metode reseptif produktif dapat meningkatkan prestasi
kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas X TKR
semester genap SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
2014/2015 dan penggunaan metode reseptif produktif dalam meningkatkan kemampuan
menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas X TKR semester genap SMK NU
Hasyim Asy’ari Tarub Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan
narasi.
PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Subyek,
Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang membantu
1.
Subyek
Siswa kelas X TKR SMK NU Hasyim Asy’ari
Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 7
siswa perempuan dan 23 siswa laki-laki
sehingga subyek penelitian berjumlah
30 orang.
2.
Tempat
Tempat penelitian ini dilakukan di SMK NU
Hasyim Asy’ari Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal
3.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan tanggal 24 Februari, 5
Maret 2015 dan 11 Maret 2015 dengan
perincian waktu pra siklus yang dilakukan
tanggal 19 Maret 2015,perbaikan 1 atau Siklus I dilakukan tanggal 26
Maret 2015, perbaikan 2 atau Siklus II dilakukan tanggal 2 April 2015
4.
Pihak yang Membantu
Pihak yang membantu dalam penelitian ini antara
lain Bapak Drs.H. Farikhi, MM selaku kepala SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub serta
Ali Imron, SPd. Selaku supervisor 2 dan Drs. H. Bambang Arisyanto selaku
penilai 2
B.
Desain
Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Kegiatan
penelitian perbaikan pembelajaran melalui PTK ini, dilaksanakan pada materi
menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara dengan metode reseptif
produksif di kelas X semester genap di SMK NU Hasyim Asy’ari meliputi beberapa
siklus.
Tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pra siklus ini dilakukan
setelah supervisor 2 melakukan pengamatan Pra Siklus
terhadap peneliti, sehingga dari
perbaikan pembelajaran tersebut dapat terlihat pada lembar pengamatan.
Dalam kegiatan ini bisa diketahui sinkron atau tidaknya antara indikator dengan keadaan yang sebenarnya pada perbaikan
pembelajaran yang dilakukan dan
mengetahui kekurangan dan kelebihan
pelaksanaan pembelajaran Pra Siklus untuk menjadi acuan perbaikan selanjutnya.
Pada kegiatan siklus 1 refleksi ini dilakukan setelah supervisor
2 melakukan pengamatan siklus I tehadap peneliti, sehingga memperoleh perbaikan
pembelajaran yang terdapat pada lembar pengamatan (observer) sehingga
penggunaan efektifitas metode pembelajaran dengan kompetensi dasar dan
indikator serta tujuan pembelajaran dapat dilakukan suatu analisa. Pada
kegiatan siklus I sehingga dapat dilakukan perbaikan pada siklus 2
sehingga dapat dlakukan perbaikan pembelajaran kemampuan menulis karangan
narasi berdasarkan teks wawancara dengan
metode reseptif produktif.
Kegiatan refleksi ini dilakukan setelah supervisor 2
melakukan pengamatan selama Siklus 1 berlangsung tehadap peneliti, sehinga memperoleh
perbaikan pembelajaran melalui lembar pengamatan (observer) agar diketahui
efektifitas metode pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator serta
tujuan pembelajaran pada kegiatan siklus
2 agar siswa memiliki kemampuan menulis karangan narasi dengan baik dan benar
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
DESKRIPSI PRA SIKLUS.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2015 sampai 2 April 2015. Waktu yang
digunakan yakni 2 jam pelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung
dilakukan pengamatan oleh observer atau pengamat yang bertugas untuk mengamati jalannya proses
pembelajaran dan penilaian proses pembelajaran.
Dari hasil pelaksanaan kegiatan
tes formatif selama pra siklus menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapatkan nilai tuntas adalah 14 siswa
(46,67 %) dan siswa yang mendapatkan nilai tidak tuntas adalah 16 siswa
(53,33%) dari jumlah total siswa 30 di kelas X TKR SMK NU Hasyim Asy’ari. Maka kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan
teks wawancara masih kurang dari 50 %
harapan ketuntasan.
Jadi dapat diartikan bahwa tujuan pembelajaran
belum tercapai sepenuhnya untuk itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran.
Perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan untuk menindaklanjuti adalah 2
(dua) Siklus perbaikan yang terdiri dari Siklus 1 dan Siklus 2 yang akan
diuraikan selanjutnya.
B.
DESKRIPSI SIKLUS I
Dalam
siklus I ini terlihat banyak peningkatan belajar antara lain siswa dapat lancar
menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa tidak kesulitan dalam
meyusun karangan narasi berdasarkan teks wawancara, hasil belajar siswa pada
saat kegiatan pembelajaran Pra siklus adalah lebih dari 50 % siswa mendapatkan
nilai di bawah KKM.
Selama proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan,
dilakukan pengamatan oleh observer dan
memberikan penilaian terhadap proses
pembelajaran sehingga dihasilkan saran oleh observer kepada penulis bahwa perlu
adanya perbaikan pembelajaran baik mengenai teknik,strategi, metode dan
penilaian dalam pembelajaran.
Berdasarkan evaluasi tes formatif
siswa terlihat dari ketuntasan perbaikan pembelajaran yang mencapai 24 siswa
(80%) meningkat dari jumlah siswa yang tuntas di pra siklus yang hanya mencapai mencapa 14 siswa (46,37%).dengan
hasil Siklus 1 diperoleh data 6
siswa mendapat nilai tidak tuntas (20,00%) dan 24 siswa (80,00%) mendapat
nilai tuntas. Sehingga observer memberikan masukan kepada penulis agar
dilakukan perbaikan pembelajaran lagi yakni di siklus 2
C.
DESKRIPSI SIKLUS 2
Pada siklus II ini kemampuan menulis karangan
narasi berdasarkan teks wawancara dengan metode reseptif produktif sudah
dipahami oleh siswa. Terlihat dari 30 siswa (100%) siswa yang tuntas
mengerjakan soal mencapai 28 siswa (93,33 %) hanya 2 orang siswa (6,67%) yang
mendapatkan nilai tidak tuntas. Hal ini berarti
terjadi peningkatan yang signifikan nilai dari
Siklus 1 sampai siklus 2. Namun masih ada 2 siswa (6,67%) yang nilainya belum tuntas.
D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan hasil evaluasi Pra Siklus diperoleh data 16 siswa (53,33%) tidak tuntas, dan 14 siswa (46,67%) tuntas
sehingga harus
dilakukan perbaikan pembelajaran di siklus 1. Setelah dilakukan perbaikan terjadi
peningkatan yang signifikan yakni jumlah siswa yang tidak tuntas hanya 6
siswa(20%) sedangkan 24 siswa (80,00%) tuntas jika dibandingkan siklus 1 mencapai 14 siswa (46,67%). Maka agar
mencapai ketuntasan nilai yang baik perlu perbaikan pembelajaran dengan mengadakan
siklus 2 dengan tujuan perolehan nilai
siswa yang tuntas 28 siswa (93,33%) dan siswa yang tidak tuntas 2 siswa (6,67%)
sehingga tidak perlu diusahakan perbaikan pembelajaran kembali karena siswa
telah mampu memahami menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara dengan
metode reseptif produktif.
SIMPULAN
DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan
rumusan masalah dan hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran menulis karangan narasi
berdasarkan teks wawancara dengan metode
reseptif produktif di SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub Tegal diperoleh simpulan
adalah bentuk perencanan perbaikan pembelajaran
menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara dengan metode
reseptif produktif ditempuh dengan
beberapa prosedur, yaitu peneliti melakukan kegiatan pra siklus untuk
mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam memahami karangan narasi kemudian
melakukan kegiatan pembelajaran siklus I
yakni menentukan jenis dan tema teks wawancara
yang akan digunakan sebagai dasar
pembelajaran menulis karangan narasi, menyusun alat observasi guru dan siswa, dan menyusun jurnal siswa,
bentuk pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan teks
wawancara dilaksanakan dengan beberapa
langkah. Pada mulanya siswa membaca sebuah teks wawancara secara
berpasangan dengan temannya sambil
menghayati dan memahami isi cerita yang
terkandung dalam teks wawancara kemudian siswa
dan guru membahas isi cerita yang terkandung dalam teks wawancara dengan Tanya jawab, siswa menulis karangan narasi dengan alur yang
jelas sesuai teks wawancara yang sudah dibaca, berdasarkan hasil pembelajaran menulis karangan narasi dari
tiap siklusnya, siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
meningkatnya nilai yang diperoleh siswa
dari setiap siklus. Pada kegiatan Pra siklus diperoleh data 16 siswa (53,33%) tidak tuntas, dan 14 siswa (46,67%) yang
mendapat nilai dibawah KKM atau tidak tuntas. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu dari faktor guru karena masih menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab serta siswa yang merasa jenuh,
bosan dan masih malu untuk bertanya pada
guru. Pada siklus I siswa
mengalami peningkatan nilai
dengan jumlah 6 siswa(20%) sedangkan 24 siswa (80,00%) siswa tuntas.
Pada siklus 2 siswa mengalami peningkatan nilai yang baik dengan makin
berkurangnya jumlah siswa yang tidak tuntas menjadi tuntas 27 siswa (90%) dan
siswa yang tidak tuntas 3 siswa (10,00%)
SARAN
Setelah menganalisi hasil penelitian, peneliti
ingin menyampaikan saran antara lain
siswa mengakami kejenuhan jika pembelajaran hanyamenggunakan metode ceramah dan
tanya jawab untuk itu maka guru dalam proses pembelajaran harus menggunakan
beberapa metode yang inovatif dan kreatif, pada saat pembelajaran dimulai,
minat setiap siswa berbeda-beda maka
disarankan kepada guru untuk memberikan motivasi dan tujuan pembelajaran sebelum pembelajaran
dimulai, minat siswa terhadap pembelajaran menulis karangan narasi pada umumnya kurang karena siswa terbiasa
sebagai penyimak. Oleh karena itu, disarankan agar pada pembelajaran ketrampilan menulis guru lebih banyak
memberikan praktik menulis kepada siswa, penggunaan media teks wawancara dalam menulis karangan narasi dengan metode reseptif produktif cukup
efektif.
DAFTAR
PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti
dkk. 1991. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia.
Jakarta: Grasindo
Azhar, Arsyad. 2000. Media Pembelajaran.
Jakarta: Raja grafindo Perjaka
Doyin, Mukh
dan Wagiran. 2005.
Curah gagasan: Pengantar
Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Rumah Indonesia
Sugandi,
Achmad dan Haryanto. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK Hecht, Robert M. 1976. Teknik Wawancara.
Jakarta: Bhratara
Ikeguchi, Cecilia
B. 1997. Teaching
Integrated Writing Skills.
Vol. III, Number
3.
dalam
http://iteslj.org/, diunduh pada tanggal 15 Maret 2015
Komaidi,
Didik. 2007. Aku Bisa Menulis Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap. Yogyakarta: Sabda Media
Keraf,
Gorys. 1983. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia
___________.
1991. Komposisi. Jakarta: nusa indah
Kusumah,
dkk. 2003. Teknik Wawancara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Muliawan, Jasa
Ugguh. 2010. Penelitian
tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Yogyakarta:
Gava Media
Nurudin. 2007. Dasar-Dasar Penulisan. Malang:
Universitas Muhammadiyah
Rohani,
Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Rubiah,
Siti. 2009. “Peningkatan Ketrampilan Mengubah Teks
Wawancara Menjadi Karangan Narasi dengan
Teknik Concept Map pada siswa Kelas VII SMP N 3 Juwana”. Skripsi: Unnes
Rusyana,
Yus. 1983. Buku Materi Pokok I. Jakarta: BPK Gunung Mulia Semi, M. Atar. 2007. Dasar-Dasar Ketrampilan
Menulis. Bandung: Angkasa
Silbermen,
Mel. 2009. Active Learning. Diterjemahkan oleh Dr. Komaruddin Hidayat.
Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani
Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.
Semarang: Rumah Indonesia
Sudjana, Nana
dan Ahmad Rivai.
2007. Media Pengajaran.
Bandung: Sinar Baru Algensindo
Suparno dan
Muhammad Yunus. 2006.
Keterampilan Dasar Menulis.
Jakarta: Universitas Terbuka
Suriamiharja, Agus dkk. 1996. Petunjuk Praktik
Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Suryanto. 2008.
“Peningkatan Keterampilan Mengubah
Teks Wawancara Menjadi Narasi dengan Pemodelan pada Siswa
Kelas II D SLTP 1 Sukorejo Kendal”. Skripsi: Unnes
Susmiati.
2009. “Peningkatan Keterampilan
Mengubah Teks Wawancara
Menjadi
Narasi dengan
Pendekatan Kontekstual Komponen
Pemodelan pada Siswa
Kelas VII F SMP N 32 Semarang”. Skripsi: Unnes
Suwarno. 2007.
“Peningkatan Ketrampilan Mengubah
Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi
dengan Teknik Penceritaan
Pengalaman Peribadi pada Kelas VII SMP N 1 Batang”. Skripsi:
Unnes
Tarigan, Henry
Guntur. 2008. Menulis
Sebagai Suatu Ketrampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung
Tarigan, Henry
Guntur. 1983. Menulis
Sebagai Suatu Ketrampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung