Senin, 18 Mei 2015

karya ilmiah




Peningkatan Kemampuan menulis narasi berdasarkan teks wawancara dengan metode reseptif produktif  Siswa Kelas X di SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub Kabupaten Tegal Semester Genap Tahun Palajaran 2014/2015

Oleh
Rifqi Sulthoni, S.Pd.I
NIM 021508285
Email   : rifqiwongtegal@gmail.com   

Kata Kunci : peningkatan kemampuan,narasi, teks wawancara, metode reseptif produktif

ABSTRAK
Berdasarkan analisis tes formatif siswa pada materi menulis narasi berdasarkan teks wawancara  siswa kelas X semester Genap  tahun pelajaran 2014/2015 terlihat bahwa banyak siswa yang kesulitan dan kurang semangat dalam memahami materi pelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis terdorong untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan  mengetahui sejauh mana penggunaan metode reseptif produktif dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TKR  SMK NU  Hasyim Asy’ari Tarub Kabupaten Tegal yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari  7 siswa perempua dan 23 siswa laki-laki. Tes formatif yang berbentuk wawancara diberikan di setiap akhir siklus dengan memberikan tugas mengubah teks wawancara menjadi narasi untuk mengukur sejauh mana keberhasilan siswa dalam perbaikan pembelajaran. Penelitian ini menunjukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Analisis data membandingkan pra siklus (kondisi awal), siklus I, dan siklus II.  Berdasarkan  hasil evaluasi Pra Siklus diperoleh data 16 siswa (53,33%) tidak tuntas, dan 14 siswa (46,67%) tuntas. Karena siswa yang tidak tuntas mencapai 16 siswa (53,33%) maka harus dilakukan perbaikan pembelajaran di siklus 1. Pada siklus 1 tenyata terjadi peningkatan yang signifikan yakni jumlah siswa yang tidak tuntas hanya 6 siswa(20%) sedangkan 24 siswa (80,00%) tuntas. Maka agar mencapai ketuntasan nilai yang baik  dilakukanlah perbaikan pembelajaran dengan mengadakan siklus 2 dengan perolehan nilai siswa yang tuntas 28 siswa (93,33%) dan siswa yang tidak tuntas 2 siswa (6,67%).

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan media komunikasi yang memegang peranan sangat penting bagi umat manusia karena dengan bahasa dapat mengungkapkan segala isi, pikiran, perasaan, gagasan, ide dan pesan baik dalam  bentuk tertulis maupun lisan. Dalam dunia pendidikan  bahasa  merupakan  salah satu aspek yang sangat penting dan memegang peranan yang vital karena bahasa digunakan sebagai alat pengantar dari tingkat pendidikan dasar, tingkat menengah, tingkat atas dan tingkat perguruan tinggi.
Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat aspek  ketrampilan berbahasa harus dimiliki yakni, menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Tarigan 1997:35) yang memiliki keterkaitan hubungan satu dengan yang lainnya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMK terdapat standar kompetensi  dalam aspek menulis, yaitu  berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Semenjana.
Keterampilan menulis yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kompetensi siswa mampu memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks. Berdasarkan kompetensi yang ada, terdapat indikator  yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Kompetensi dasar tersebut  akan tercapai  dengan baik apabila siswa memenuhi indikator –indikator yang harus dicapai yaitu mengidentifikasi jenis teks (narasi, deskripsi dan eksposisi). Adapun cara mengidentifikasi dengan  menggunakan  teknik membaca cepat untuk  memahami isinya agar setiap siswa memiliki ketrampilan bahasa tulis khususnya mengidentifikasi karangan narasi pada siswa kelas X TKR SMK NU Haysim Asy’ari Tarub Kabupaten Tegal maka perlu pembiasaan dalam mengembangkan kompetensi keterampilan menulis yang menuntut guru untuk mengunakan  media, teknik dan metode pembelajaran yang efektif dan inovatif
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan salah satu usaha untuk mengenmbangkan kemampuan siswa dalam aspek kerampilan menulis narasi dengan  mengubah  teks  wawancara  menjadi narasi  dengan metode reseptif produktif




B.     Identikasi Masalah
Berdasarkan hasil ulangan formatif  bahasa Indonesia  tentang materi  narasi berdasarkan teks wawancara   hanya 14 orang siswa dari 30 orang siswa kelas  X TKR  SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub yang mencapai KKM.
Dari hasil observasi dan diskusi dengan teman sejawat yakni Ali Imron,S.Pd. dan Drs. H. Bambang Arisyanto ada beberapa masalah yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Adapun permasalahan tersebut yaitu penggunaan metode mengajar kurang variasi, sebagian siswa kurang memahami struktur dan komponen karangan narasi, perolehan nilai rendah, siswa di kelas tersebut  pasif.
C.    Analisa Masalah
Dari identifikasi masalah pada pembelajaran Bahasa Indonesia  tentang menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara maka penulis menganalisa serta merumuskan masalah yang terjadi antara lain penggunaan metode ceramah dan tanya jawab menyebabkan siswa cenderung bosan dan jenuh, siswa kurang memahami cara mengubah teks wawancara menjadi teks narasi,  Guru tidak melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
D.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain
1.      Apakah metode reseptif produktif dalam pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara dapat  meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X TKR semester genap  SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2014/2015?
2.      Bagaimana  penggunaan metode reseptif produktif dalam  meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas X TKR semester genap SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2014/2015?
E.     Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Mendeskripsikan pembelajaran menulis karangan narasi dengan media teks wawancara metode reseptif produktif dan mengetahui kendala yang dihadapi serta menerapkan solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala dalam menerapkan model pembelajaran media teks wawancara metode reseptif produktif
F.     Manfaat Penelitian
Adapun manfaat teoritis penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai acuan pendapat untuk memperkuat teori yang sudah ada. Misalnya teori tentang menulis narasi berdasarkan teks wawancara  dalam pembelajaran menulis. Secara praktis hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk siswa, guru, dan lembaga pendidikan yang terkait.

KAJIAN PUSTAKA
A.    Hakikat Menulis
Menulis  bukan  hanya  sekadar  kegiatan  yang  tak  bertujuan. Sebagaimana diungkapkan  oleh  Tarigan  dalam  Suriamiharja,  dkk  (1996:1)  bahwa  menulis  ialah  sebuah  kegiatan  yang  dilakukan  dengan  melukiskan  lambang  grafis  yang  menggambarkan makna suatu bahasa yang dipahami oleh orang  lain, sehingga orang  lain  akan memahami  suatu  bahasa  lewat  lambing  grafis  yang  digambarkan  tersebut.  
Menulis mengandalkan  kemampuan  berbahasa  yang  aktif  dan  produktif. Hal  ini  disebabkan  karena  saat  seseorang  menulis  dituntut  aktif  untuk  menghasilkan  sebuah  tulisan  apapun  itu  bentuknya.  Setiap  keterampilan  berbahasa  memiliki  hubungan  yang  sangat  erat  dengan  keterampilan  berbahasa  lainnya.
B.     Tujuan Menulis
keterampilan menulis menjadi  salah  satu  cara  berkomunikasi  secara  tertulis,  di  samping  adanya  komunikasi  lisan.  Pada umumnya tidak semua orang dapat mengungkapkan perasaan dan maksud secara  lisan. 
C.     Manfaat Menulis
beberapa manfaat yang diperoleh dari menulis, yaitu  menumbuhkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam melihat realitas  di sekitar, mendorong penulis untuk mencari referensi seperti buku, majalah, koran,  jurnal, dan sejenisnya, terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen kita secara  runtut, sistematis, dan logis, secara psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan  dan  stress,   tulisan  yang  dimuat  oleh media massa  atau  diterbitkan  oleh  penerbit,  maka akan mendapatkan kepuasan batin, dan tulisan yang dibaca oleh banyak orang (mungkin puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan) membuat penulis semakin popular  dan dikenal oleh para pembaca.
D.    Hakikat Narasi
karangan narasi adalah karangan  yang memaparkan peristiwa, yang mengandung unsur  perilaku,  tindakan,  ruang, dan  waktu. Karangan narasi juga menceritakan atau menyajikan hal atau kejadian melalui  penonjolan  pelaku  dan  sangat mementingkan  urutan  waktu.  Selain  waktu,  tindakan  dan  ruang  juga  harus  ada  dalam  sebuah  narasi  karena  merpakan  unsur  pokok.    
E.     Ciri-ciri Karangan Narasi
Ciri-ciri  karangan  narasi  adalah  sebagai  berikut  (1)  diceritakan  dari  sudut  pandang tertentu, (2) membuat dan mendukung suatu sudut pandang, (3) diisi dengan  detail  yang  tepat,  (4) menggunakan  kata  kerja  yang  jelas,  (5) menggunakan  konflik  dan urutan cerita, dan (6) dapat menggunakan dialog. 
F.     Profil 
Profil memperlihatkan ciri-ciri utama dari  seorang  tokoh yang dideskripsikan  berdasarkan suatu kerangka yang telah digariskan sebelumnya.
G.    Struktur Narasi
struktur utama pembentuk narasi yaitu  terdiri atas perbuatan, penokohan, latar, sudut pandang, dan alur cerita. 
H.    Langkah-langkah Menulis Karangan Narasi
Suparno  dan  Yunus  (2006:450)  mengungkapkan  langkah-langkah  menulis  karangan narasi  yaitu  menentukan  tema dan  amanat yang  akan disampaikan, menetapkan  sasaran  pembaca, merancang  peristiwa-peristiwa  yang  akan  ditampilkan, membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan  akhir  cerita, merinci  peristiwa-peristiwa  utama  ke  dalam  detail-detail  peristiwa  sebagai  pendukung  peristiwa,  dan menyusun  tokoh  dan  perwatakan,  latar,  dan  sudut pandang. 
Langkah-langkat tersebut tentunya akan berbeda jika kita menyusun karangan  narasi  yang  bersumber  pada  teks  wawancara.  Langkah-langkah  mengubah  teks  wawancara  menjadi  narasi  yaitu  membaca  teks  wawancara  secara  teliti,  memahami pokok-pokok informasi yang terdapat pada teks wawancara, menyusun  kerangka  karangan  berdasarkan  pokok  informasi  yang  telah  didapatkan, mengembangkan  kerangka  karangan,  dan  menyunting  tulisan  jika  ada  kesalahan  bahasa maupun  tulisan.
I.       Teks Wawancara Sebagai Media
1.      Pengertian
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan atara pewawancara dengan narasumber  berdasarkan tujuan tertentu untu memperoleh informasi
Hasil wawancara dapat diungkapkan denga dua teknik yakni teknik langsung dan teknik repro. Teknik  langsung  yaitu  teknik  yang  mencatat  hasil  wawancara  secara  langsung  berbentuk  tulisan. Mengingat  kecepatan  tangan  kita  terbatas  maka  teknik  steno  diterapkan saat menggunakan teknik langsung.  Sedangkan teknik  repro  yaitu  teknik  mencatat  hasil  wawancara  tetapi  menggunakan  alat  elektronik, misalnya  type  recorder.  Dalam  teknik  ini  kegiatan  wawancara  akan  terekam dalam sebuah alat elektronik. Supaya bisa didapatkan informasi yang jelas  maka  rekaman  tersebut  harus  ditranskipkan  sehingga  menjadi  sebuah  teks  wawancara.
2.      Pengertian Media
Dalam kegiatan Bbelajar mengajar Guru memerlukan  alat bantu  atau media sebagai penyampaian informasi ilmu pengetahuan kepada siswa agar siswa mampu  memahami pesan pengetahuan dengan baik dengan melalui media. Media  sebagai  „alat  bantu‟,  dapat  berupa  apapun  dengan  syarat dapat mempermudah penyampaian informasi.
3.      Teks Wawancara sebagai Media
Teks wawancara adalah sebuah tulisan yang berisi tentang pewawancara yang sedang melakukan pencarian informasi kepada narasumber sebagai media pembeajaran untuk siswa agar lebih mudah untuk membuat karangan narasi. Untuk menceritakan atau menyampaikan kembali hasil wawancara kepada orang lain, teks wawancara perlu diubah dalam bentuk narasi. Narasi merupakan bentuk karangan pengisahan suatu cerita atau kejadian.
J.      Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan PTK ini adalah penggunaan metode reseptif produktif dapat meningkatkan prestasi kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas X TKR semester genap SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2014/2015 dan penggunaan metode reseptif produktif dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara  siswa kelas X TKR semester genap SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat digunakan  untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi.


PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.    Subyek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang membantu
1.      Subyek
Siswa kelas X TKR SMK NU Hasyim Asy’ari Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 7 siswa perempuan dan 23 siswa laki-laki  sehingga subyek penelitian berjumlah  30 orang.
2.      Tempat
Tempat penelitian ini dilakukan di SMK NU Hasyim Asy’ari Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal
3.      Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan tanggal 24 Februari, 5 Maret 2015  dan 11 Maret 2015 dengan perincian waktu pra siklus yang dilakukan  tanggal 19 Maret 2015,perbaikan 1 atau Siklus I dilakukan tanggal 26 Maret 2015, perbaikan 2 atau Siklus II dilakukan tanggal  2 April 2015 
4.      Pihak yang Membantu
Pihak yang membantu dalam penelitian ini antara lain Bapak Drs.H. Farikhi, MM selaku kepala SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub serta Ali Imron, SPd. Selaku supervisor 2 dan Drs. H. Bambang Arisyanto selaku penilai 2
B.     Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran melalui PTK ini, dilaksanakan pada materi menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara dengan metode reseptif produksif di kelas X semester genap di SMK NU Hasyim Asy’ari meliputi beberapa siklus.
Tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pra siklus ini dilakukan setelah supervisor 2 melakukan pengamatan Pra Siklus  terhadap peneliti, sehingga dari  perbaikan pembelajaran tersebut dapat terlihat pada lembar pengamatan. Dalam kegiatan ini bisa diketahui sinkron atau tidaknya antara indikator  dengan keadaan yang sebenarnya pada perbaikan pembelajaran  yang dilakukan dan mengetahui  kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pembelajaran Pra Siklus untuk menjadi acuan perbaikan selanjutnya.
Pada kegiatan siklus 1 refleksi ini dilakukan setelah supervisor 2 melakukan pengamatan siklus I tehadap peneliti, sehingga memperoleh perbaikan pembelajaran yang terdapat pada lembar pengamatan (observer) sehingga penggunaan efektifitas metode pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator serta tujuan pembelajaran dapat dilakukan suatu  analisa. Pada  kegiatan siklus I sehingga dapat dilakukan perbaikan pada siklus 2 sehingga dapat dlakukan perbaikan pembelajaran kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara  dengan metode reseptif produktif.
Kegiatan refleksi ini dilakukan setelah supervisor 2 melakukan pengamatan selama Siklus 1 berlangsung  tehadap peneliti, sehinga memperoleh perbaikan pembelajaran melalui lembar pengamatan (observer) agar diketahui efektifitas metode pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator serta tujuan pembelajaran pada  kegiatan siklus 2 agar siswa memiliki kemampuan menulis karangan narasi dengan baik dan benar
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.        DESKRIPSI PRA SIKLUS.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2015 sampai 2 April 2015. Waktu yang digunakan yakni 2 jam pelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan oleh observer atau pengamat yang bertugas untuk  mengamati jalannya proses pembelajaran dan penilaian proses pembelajaran.
Dari hasil pelaksanaan kegiatan tes formatif selama pra siklus menunjukkan bahwa jumlah siswa yang  mendapatkan nilai tuntas adalah 14 siswa (46,67 %) dan siswa yang mendapatkan nilai tidak tuntas adalah 16 siswa (53,33%) dari jumlah total siswa 30 di kelas X TKR SMK NU Hasyim Asy’ari. Maka  kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara masih kurang dari 50 %  harapan ketuntasan.
Jadi  dapat diartikan bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai sepenuhnya untuk itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan untuk menindaklanjuti adalah 2 (dua) Siklus perbaikan yang terdiri dari Siklus 1 dan Siklus 2 yang akan diuraikan selanjutnya.
B.        DESKRIPSI  SIKLUS I
Dalam siklus I ini terlihat banyak peningkatan belajar antara lain siswa dapat lancar menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa tidak kesulitan dalam meyusun karangan narasi berdasarkan teks wawancara, hasil belajar siswa pada saat kegiatan pembelajaran Pra siklus adalah lebih dari 50 % siswa mendapatkan nilai di bawah KKM.
Selama proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, dilakukan pengamatan oleh  observer dan memberikan penilaian  terhadap proses pembelajaran sehingga dihasilkan saran oleh observer kepada penulis bahwa perlu adanya perbaikan pembelajaran baik mengenai teknik,strategi, metode dan penilaian dalam pembelajaran.
Berdasarkan evaluasi tes formatif siswa terlihat dari ketuntasan perbaikan pembelajaran yang mencapai 24 siswa (80%) meningkat dari jumlah siswa yang tuntas di pra siklus  yang hanya mencapai  mencapa 14 siswa (46,37%).dengan hasil Siklus 1  diperoleh data  6 siswa mendapat nilai tidak tuntas (20,00%) dan 24  siswa (80,00%) mendapat nilai tuntas. Sehingga observer memberikan masukan kepada penulis agar dilakukan perbaikan pembelajaran lagi yakni di siklus 2
C.        DESKRIPSI SIKLUS 2
Pada siklus II ini kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara dengan metode reseptif produktif sudah dipahami oleh siswa. Terlihat dari 30 siswa (100%) siswa yang tuntas mengerjakan soal mencapai 28 siswa (93,33 %) hanya 2 orang siswa (6,67%) yang mendapatkan nilai tidak tuntas. Hal ini berarti terjadi peningkatan yang signifikan nilai dari  Siklus 1 sampai siklus 2. Namun masih ada 2 siswa (6,67%)  yang nilainya belum tuntas.
D.        PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Berdasarkan  hasil evaluasi Pra Siklus diperoleh data 16 siswa (53,33%) tidak tuntas, dan 14 siswa (46,67%) tuntas sehingga harus dilakukan perbaikan pembelajaran di siklus 1. Setelah dilakukan perbaikan terjadi peningkatan yang signifikan yakni jumlah siswa yang tidak tuntas hanya 6 siswa(20%) sedangkan 24 siswa (80,00%) tuntas jika dibandingkan  siklus 1 mencapai 14 siswa (46,67%). Maka agar mencapai ketuntasan nilai yang baik perlu  perbaikan pembelajaran dengan mengadakan siklus 2 dengan  tujuan perolehan nilai siswa yang tuntas 28 siswa (93,33%) dan siswa yang tidak tuntas 2 siswa (6,67%) sehingga tidak perlu diusahakan perbaikan pembelajaran kembali karena siswa telah mampu memahami menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara dengan metode reseptif produktif.


SIMPULAN DAN  SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan  rumusan masalah dan hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan  hasil pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara  dengan metode reseptif produktif di SMK NU Hasyim Asy’ari Tarub Tegal diperoleh simpulan adalah bentuk perencanan perbaikan pembelajaran  menulis karangan  narasi  berdasarkan teks wawancara dengan metode reseptif produktif  ditempuh dengan beberapa prosedur, yaitu peneliti melakukan kegiatan pra siklus untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam memahami karangan narasi kemudian melakukan kegiatan pembelajaran  siklus I yakni menentukan jenis dan tema teks wawancara  yang akan digunakan sebagai dasar  pembelajaran menulis karangan narasi, menyusun alat observasi  guru dan siswa, dan menyusun jurnal siswa, bentuk pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara dilaksanakan  dengan  beberapa  langkah. Pada mulanya siswa membaca sebuah teks wawancara secara berpasangan dengan  temannya sambil menghayati dan memahami isi  cerita yang terkandung dalam teks wawancara kemudian siswa  dan guru membahas  isi cerita  yang terkandung dalam  teks wawancara dengan Tanya jawab, siswa  menulis karangan narasi dengan alur yang jelas sesuai teks wawancara yang sudah dibaca, berdasarkan hasil  pembelajaran menulis karangan narasi dari tiap siklusnya, siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya  nilai yang diperoleh siswa dari setiap siklus. Pada kegiatan Pra siklus diperoleh data 16 siswa (53,33%) tidak tuntas, dan 14 siswa (46,67%) yang mendapat nilai dibawah KKM atau tidak tuntas. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu dari faktor guru karena masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta siswa yang merasa  jenuh, bosan dan masih malu untuk bertanya pada  guru. Pada siklus I siswa  mengalami peningkatan nilai  dengan jumlah 6 siswa(20%) sedangkan 24 siswa (80,00%) siswa tuntas. Pada siklus 2 siswa mengalami peningkatan nilai yang baik dengan makin berkurangnya jumlah siswa yang tidak tuntas menjadi tuntas 27 siswa (90%) dan siswa yang tidak tuntas 3 siswa (10,00%)

SARAN
Setelah menganalisi hasil penelitian, peneliti ingin menyampaikan  saran antara lain siswa mengakami kejenuhan jika pembelajaran hanyamenggunakan metode ceramah dan tanya jawab untuk itu maka guru dalam proses pembelajaran harus menggunakan beberapa metode yang inovatif dan kreatif, pada saat pembelajaran dimulai, minat  setiap siswa berbeda-beda maka disarankan kepada guru untuk memberikan motivasi  dan tujuan pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai, minat siswa terhadap pembelajaran menulis karangan narasi  pada umumnya kurang karena siswa terbiasa sebagai penyimak. Oleh karena itu, disarankan agar pada pembelajaran  ketrampilan menulis guru lebih banyak memberikan praktik menulis kepada siswa, penggunaan media teks wawancara  dalam menulis karangan narasi  dengan metode reseptif produktif cukup efektif.











DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah,  Sabarti  dkk.  1991.  Pembinaan  Kemampuan  Menulis  Bahasa  Indonesia.                     Jakarta: Grasindo

Azhar, Arsyad. 2000. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja grafindo Perjaka
Doyin,  Mukh  dan  Wagiran.  2005.  Curah  gagasan:  Pengantar  Penulisan  Karya  Ilmiah. Semarang: Rumah Indonesia 

Sugandi, Achmad dan Haryanto. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK  Hecht, Robert M. 1976. Teknik Wawancara. Jakarta: Bhratara

Ikeguchi,  Cecilia  B.  1997.  Teaching  Integrated Writing  Skills. Vol.  III,  Number  3.
                       dalam http://iteslj.org/, diunduh pada tanggal 15 Maret 2015


Komaidi, Didik. 2007. Aku Bisa Menulis Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap.  Yogyakarta: Sabda Media

Keraf, Gorys. 1983. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia

___________. 1991. Komposisi. Jakarta: nusa indah

Kusumah, dkk. 2003. Teknik Wawancara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Muliawan,  Jasa  Ugguh.  2010.  Penelitian  tindakan  Kelas  (Classroom  Action  Research). Yogyakarta: Gava Media

Nurudin. 2007. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: Universitas Muhammadiyah

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Rubiah, Siti.  2009.  “Peningkatan Ketrampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi  Karangan Narasi dengan Teknik Concept Map pada siswa Kelas VII SMP N 3 Juwana”. Skripsi: Unnes

Rusyana, Yus. 1983. Buku Materi Pokok I. Jakarta: BPK Gunung Mulia  Semi, M. Atar. 2007. Dasar-Dasar Ketrampilan Menulis. Bandung: Angkasa  

Silbermen, Mel. 2009. Active Learning. Diterjemahkan oleh Dr. Komaruddin Hidayat.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Rumah Indonesia

Sudjana,  Nana  dan  Ahmad  Rivai.  2007.  Media  Pengajaran.  Bandung:  Sinar  Baru Algensindo

Suparno  dan  Muhammad  Yunus.  2006.  Keterampilan  Dasar  Menulis.  Jakarta: Universitas Terbuka

Suriamiharja, Agus dkk. 1996. Petunjuk Praktik Menulis. Jakarta: Depdikbud. 
Suryanto.  2008.  “Peningkatan  Keterampilan  Mengubah  Teks  Wawancara  Menjadi Narasi dengan Pemodelan pada Siswa Kelas II D SLTP 1 Sukorejo Kendal”. Skripsi: Unnes
Susmiati.  2009.  “Peningkatan  Keterampilan  Mengubah  Teks  Wawancara  Menjadi
Narasi  dengan  Pendekatan  Kontekstual  Komponen  Pemodelan  pada  Siswa  Kelas VII F SMP N 32 Semarang”. Skripsi: Unnes
           
Suwarno.  2007.  “Peningkatan  Ketrampilan  Mengubah  Teks  Wawancara  Menjadi Karangan  Narasi  dengan  Teknik  Penceritaan  Pengalaman  Peribadi  pada Kelas VII SMP N 1 Batang”. Skripsi: Unnes


Tarigan,  Henry  Guntur.  2008.  Menulis  Sebagai  Suatu  Ketrampilan  Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung

Tarigan,  Henry  Guntur.  1983.  Menulis  Sebagai  Suatu  Ketrampilan  Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung